Walau tren printer dot matrix seolah tenggelam oleh ingar-bingar teknologi laser dan inkjet, kenyataannya masih jamak ditemui aplikasi "cetak dengan jarum" di berbagai sektor. Tak heran bila produsen Epson merilis model dot matrix terbarunya, LX-310 dan LQ-310.
Munculnya dua printer baru ini merupakan generasi penerus seri printer terdahulu: Epson model LX-300+II dan LQ-300+II yang amat laris di pasaran. Sebelumnya juga ada seri LX-800 yang begitu populer di tahun 90-an.
Di kedua seri terbarunya ini, Epson memperbesar kapasitas memori input data (buffer) yang kini mencapai 128KB, 2x lipat lebih besar dibandingkan pendahulunya. Hal ini memungkinkan printer LX-310 (9-pin) dan LQ-310 (24-pin) mencapai kecepatan cetak masing-masing 337 dan 416 karakter per detik atau 40% lebih cepat dibandingkan model lawas.
Epson LX-310 dan LQ-310 juga diklaim memiliki tingkat keandalan 67% lebih tinggi daripada model dot matrix lama yang memang dikenal bandel. Kedua printer model baru ini mempunyai masa pakai (mean time before failure - MTBF) sekitar 10.000 jam, lebih tinggi dibandingkan dengan model terdahulu yang memiliki 6.000 jam MTBF.
“Jutaan pelanggan kami di seluruh dunia berkembang untuk bergantung pada performa tinggi dan keandalan printer dot matriks Epson yang melegenda. Karenanya kami yakin model terbaru ini akan makin memuaskan mereka,” jelas M. Husni Nurdin, Deputy Country Manager PT Epson Indonesia.
Printer dot matrix sejatinya memang masih dibutuhkan banyak bidang usaha mengingat keandalan dan biaya operasionalnya sangat ekonomis. Satu kelebihan yang tak dimiliki tipe inkjet dan laser adalah kemampuan pada cetak kertas dengan carbon copy untuk menggandakan hasil cetak.
Harga awal untuk Epson seri LX-310 adalah Rp2.257.000 dan seri LQ-310 Rp2.630.000 (di luar pajak). Printer yang mengonsumsi daya hanya 27 watt ini hadir dengan koneksi USB 2.0, namun juga tetap memunculkan LPT1 (paralel) agar kompatibel dengan perangkat model lama.
Share This :
0 komentar:
Posting Komentar